Musuhmu Ada Pada Dirimu


 Musuhmu Ada Pada Dirimu

"Bermental pemenang atas segala pergumulan hidup kita, dan mampu mengindentifikasi musuh terbesar dalam hidup kita yang sering kali hadir dalam wujud yang tidak kelihatan." -(Samuel)  

 

Siapakah musuh terbesar dalam kehidupanmu? 
Apakah musuhmu terbesarmu dalam wujud yang menakutkan? 
Apakah wujudnya menghantui ataukah membayang-banyangi disaat kamu pergi? 
Apa yang kamu rasakan ketika musuh terbesarmu menyerangmu dan meyikasmu? 
Apakah musuhmu adalah orang terdekatmu yang berada disekelilingmu? 
Sudahkah kamu melawan musuh terbesarmu?  

Seiringnya berjalannya waktu, pelan-pelan musuh terbesar kita akan terus menyerang, menerpa, membahayakan dan mengancam kehidupan kita. Disetiap menjalani kehidupan ini ternyata tidak sepi dari musuh terbesar kita. Tatkala berbicara tentang musuh maka siapapun menganggap bahwa sesuatu yang membahayakan itu datang dari luar dirinya sendiri. Dan musuh yang dimaksud adalah sebagai sesuatu yang menggangu, mengahalangi, dan mengagalkan tujuan apa yang diinginkan. Musuh itu bisa datang dari berbagai arah, bahkan dari dalamnya diri sendiri. Musuh yang datang dari dirinya sendiri ternyata justru lebih sulit dikalahkan. 

Maka sebab itu, saya ingin mengajak anda semua untuk mengenali dan merenungkan dalam musuh terbesar kehidupan kita. Bermental pemenang atas segala pergumulan menangani lawan musuh terbesar dalam hidup kita, mampu mengidentifikasi musuh terbesar dalam hidup kita yang sering kali hadir dalam wujud yang tidak kelihatan, nampaknya musuh itu ada berada dekat dengan diri kita, bahkan sering kita tidak dapat menyadari akan kehadirannya, apa mungkin hadir dalam wujud yang kita sukai dan meremehkan kita. Itulah sebabnya, Nabi Muhammad saw., sekembali dari peperangan yang sedemikian dahsyat, memberikan penjelasan kepada para sahabatnya, bahwa baru saja menyelesaikan perang kecil dan akan segera menghadapi perang yang jauh lebih besar. Atas penjelasan Rasulullah itu, sementara sahabat menanyakan tentang musuh yang disebut lebih besar itu. Maka dijawab bahwa, musuh yang dimaksudkan itu adalah berupa hawa nafsu yang ada pada diri setiap orang.  

Perang melawan hawa nafsu dinyatakan sebagai jauh lebih berat dibanding perang melawan musuh secara fisik. Perang fisik, musuhnya jelas, baik menyangkut jumlah maupun kekuatan persenjataannya., Bahkan taktik dan stretagi musuh, sekalipun tidak mudah misalnya, masih dapat dipelajari dan kemudian dipatahkan. Hal itu berbeda jika musuh itu berada pada dirinya sendiri. Musuh yang dimaksudkan itu justru sulit dikenali dan tidak mudah ditaklukkannya. Betapa banyak orang menjadi celaka oleh karena godaan hawa nafsunya sendiri yang tidak berhasil dikalahkan. Seseorang menjadi jatuh celaka dan atau tersesat hidupnya dan bahkan hingga masuk neraka, disebabkan godaan hawa nafsunya sendiri. Bisikan berupa jin dan manusia yang sedemikian halus ternyata tidak mudah dikalahkan. Seseorang tanpa disadari terbawa pada suasana membenci orang lain, hasut menghasut, takabur, memfitnah, permusuhan, riya, bakhil, dan seterusnya.  Mari kita belajar untuk menaklukkan segala keinginan dan hidup kita dibawah kehendak Tuhan dan rindu hidup dan hidup berkenan kepada-Nya. Tuhan akan memberikan kita kemenangan dalam setiap pergumulan hidup kita. Kemenangan yang kita peroleh itu adalah karena kita mau hidup senantiasa bersandar kepada Tuhan dan hidup berjaga-jaga senantiasa. Tidak lengah dan mau menaklukan diri kita di bawah otoritas. Dengan menaati aturan dan melakukan kebenaran, maka kita akan beroleh kemenangan atas segala pergumulan kehidupan.  

Harapanya semoga Allah selalu memberikan keberkahan dalam kehidupan kita. Dan semoga apa yang kita pintahkan untuk memanjatkan do’a atas kegelisahan musuh terbesar dalam kehidupan, bisa terlindungi dan terkalahkan tanpa perantara tuhan. Dan kita selalu diberikan kemenangan untuk menaklukkan musuh terbesar yang terdapat pada diri.


Penulis: Baihaqi Al-Ishaqi

Editor: Ifa Maftuhatul Jannah 

Posting Komentar

0 Komentar