Makna Mars Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)



Setiap organisasi pasti memiliki marsnya masing-masing. Mars menjadi suatu ciri organisasi dan sering dinyanyikan pada saat kegiatan. Sering kali mars hanya sebatas dinyanyikan saja tanpa ada daya reflektif dan upaya penafsiran atas makna yang terkandung di setiap bait lagu. Padahal jika ditilik lebih jauh, mars-mars yang sering dinyanyikan tersebut memiliki makna yang dalam dan menimbulkan ghirah setiap kita menyanyikannya.

Setiap dari kita kerap luput dari bagian terkecil dari organisasi, namun hal kecil tersebut syarat akan makna. Demikian juga dengan kita kader-kader IMM, seringkali semangat kita hanya ketika menyanyikan mars IMM dan berhenti ketika mars telah selesai.

Lagu mars IMM bukan hanya sebuah irama yang enak untuk didengar di telinga, namun hal itu menjadi mediator jiwa dan akal untuk menumbuhkan semangat ruhul jihad (manusia akademis dan aktivis ) dan ruhul ikhlas dalam berjuang dakwah amar ma’ruf nahi munkar.

Mars IMM yang dinyanyikan tersebut memiliki makna yang dalam dan menimbulkan ghirah di setiap kita menyanyikannya. Jika kita baca bait-perbait mars IMM syarat akan makna yang menunjukkan posisi dan arah gerakan kader IMM itu sendiri, baik secara organisatoris maupun individual.


Bila diperhatikan lebih seksama lirik dari Mars IMM diatas telah menjelaskan tujuan persyarikatan Muhammadiyah secara umumnya dan IMM secara khususnya. Seruan “ayolah…. ayo…ayo..” sebanyak tiga kali memberi arti bahwa ajakan tidak hanya cukup sekali saja. Namun butuh beberapa kali ajakan agar seseorang tertarik dengan ajakan kita dalam berbuat sesuatu hal.

“Derap derukan langkah”, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti derap adalah; tiruan bunyi orang berjalan cepat, sedangkan deru berarti tiruan bunyi angin ribut. Maka “derap derukan langkah” memberi arti bahwa kader-kader IMM diharapkan mampu bergerak dan melangkah dengan cepat lagi seirama. Yang mana kader IMM dituntut agar cekatan ketika melakuakn suatu gerakan dan tetap terbingkai dengan semangat pemuda dan pemudi.

“Dan kibar geleparkan panji panji”, pada bait ini tidak hanya bermakna kibaran bendera, namun jauh daripada itu makna dari bait ini menuntut kader-kader IMM untuk menyebarkan dan menanamkan ajaran Islam, Muhammadiyah maupun IMM itu sendiri.

“Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sejarah Umat telah menuntut bukti”. Pada bait ini memberikan refleksi historis bahwa kelahiran IMM ditandai dengan gejolak bangsa dan kompleksitas permasalahan umat pada saat itu. Kelahiran organisasi mahasiswa ini diharapkan menjadi penerang dan mampu memperbaiki persoalan bangsa.

Tidak mudah memang menjadi seorang kader, apalagi kader yang dibina dalam naungan muhammadiyah ‘ragu dan bimbang lebih baik pulang’ begitu katanya.

Menjadi kader tidak semudah mengedipkan mata, namun menjadi kader haruslah bisa membuka mata selebar-lebarnya, membuka wawasan seluas-luasnya. Agar kelak mengetahui bagaiman sebenarnya keadaan yang sedang dijalani oleh masyarakat bangsa ini.

Cobalah menjadi kader yang sesungguhnya, jangan hanya datang lalu sirna, mencari harta dan nama, lalu pergi dan bertemu tanpa bertegur sapa. Berjuang dijalan Muhammadiyah itu sama seperti mendaki gunung, melewati medan yang terjal namun berakhir dengan keindahan. Tergantung bagaimana mencari cara dan menyikapi segumpal batu yang terkadang menonjol dan menghalangi jalan.

 “Ingatlah…ingat…..ingat…..”, jika seruan pada bait pertama sebagai ajakan untuk bergerak dan berbuat sesuatu, maka pada bait ini sebagai penekanan bahwa kader-kader harus selalu mengingat histori kelahiran IMM dan harapan yang disampirkan pada pundak setiap kader.

“Niat telah diikrarkan”, niat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah maksud atau tujuan suatu perbuatan, sedangkan kata ikrar adalah janji (sumpah) yang sungguh-sungguh. Bait ini bermakna ketika kita telah menjadi kader IMM, berarti kita sudah memiliki tujuan dan mengucapkan janji untuk memajukan dan mengembangkan ikatan.

“Kitalah cendekiawan berpribadi” merupakan penekanan posisi kader IMM sebagai intelektual yang mampu mengintegrasikan antara keilmuan dan spritualitasnya. Berpribadi disini adalah bagaimana seseorang itu mempunyai perilaku atau yang memiliki kepribadian baik dan sikap positif yang membuat dirinya berbeda dengan pribadi lainnya.

Lalu pribadi seperti apa yang dimaksud, jika berbicara tentang suatu standar kualitas pribadi maka tak lain dan tak bukan kita haruslah mencontoh atau bercermin pada seseorang yang paling baik perilakunya, beliaulah Nabi kita Muhammad SAW. Seperti dalam firman Allah berikut : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” QS. Al-Ahzab : 21.

Ayat tersebut ditujukan kepada seluruh manusia, yang artinya semua orang termasuk kader IMMpun dapat menemukan keteladanan pada diri Nabi Muhammad SAW yang dapat mengantarkan mereka untuk memperoleh Rahmat Allah SWT, siapapun orangnya dapat menimba keteladanan dari sumber yang tidak pernah kering itu.

“Susila cakap takwa kepada Tuhan”, jika cendikiawan berpribadi menjadi tanda bahwa kader IMM adalah seorang intelektual yang memiliki pribadi positif, maka susila cakap takwa kepada Tuhan merupakan satu bentuk bahwa kepribadian, perilaku dan pemikiran kader IMM harus menunjukkan bahwa mereka adalah seorang muslim yang menjalankan perintah agama dan roda organisasi dalam bingkai keislaman dan kemuhammadiyahan.

Sehingga membentuk manusia yang unggul dibungkus dengan keimanan, ketakwaan dan keikhlasan dalam berjuang (beribadah).

“Pewaris tampuk pimpinan ummat nanti” pada bait ini menjelaskan kembali bahwa selain sejarah ummat telah menuntut bukti sebagai alasan kelahirannya. Pewaris merupakan orang yang mewariskan, jadi kader IMM adalah produsen kader untuk generasi mendatang.

Maka dari itu, pada bait ini merupakan modal awal kader sebelum dia mencetak kader selanjutnya. Dengan harapan apabila suatu umat atau bangasa dipegang oleh pemimpin-pemimpin yang tergambarkan di atas, maka akan terwujud negeri yang digambarkan dalam bait terakhir di mars ini.

 Kader IMM yang notabenenya mahasiswa dan berada pada usia produktif diharapkan mampu menjadi pelangsung kepemimpinan. Pelangsung yang tidak hanya sebagai pemimpin dalam organisasinya saja, melainkan menjadi pemimpin di Muhammadiyah maupun pada segala lini baik pemimpin dalam pemerintahan maupun pemimpin umat dalam hal keagamaan.

IMMawan dan IMMawati

Siswa tauladan putra harapan

Penyambung hidup generasi

Ummat Islam seribu zaman

Pendukung cita-cita luhur

Negeri Indah adil dan Makmur

Bait kesebelas hingga akhir mars menggambarkan tentang profil dari kader IMM yaitu siswa teladan yang menjadi harapan bangsa sekaligus penyambung generasi dan pendukung cita-cita luhur dalam membentuk Baldatun Thoyibatun Wa Rabbun Ghofur yang merupakan tujuan utama dari persyarikatan Muhammadiyah.

Dengan kata lain, bait tersebut merupakan pertanda ranah gerak dan ladang dakwah kader IMM dalam setiap gerakan keorganisasian. Sebagai mahasiswa dan sekaligus putra dari Muhammadiyah, kader-kader IMM harapannya mampu menjadi teladan dalam lingkungan kampus, baik teladan secara perilaku, kepribadian maupun intelektualitasnya.

Sebagai putra Muhammadiyah, kader-kader IMM menjadi harapan sebagai penyambung hidup generasi dengan gerakan-gerakan yang dilakukan. Maka kader-kader IMM dituntut untuk mampu membaca zaman dan menyesuaikan gerakan dengan perubahan zaman tanpa menghilangkan nilai-nilai IMM maupun Muhammadiyah.

Upaya penafsiran yang dilakukan penulis merupakan bentuk ijtihad intelektual dalam memaknai pesan-pesan yang terkandung pada setiap bait mars IMM. Pada akhirnya mars IMM tidak hanya sebagai nyanyian rutin dalam setiap acara, akan tetapi menjadi dasar nilai gerakan dan tidak terpenjara atas dogma yang pada akhirnya dapat melenakan.

Penulis: Immawati Fathinnuha Husni Amalia
Editor: Immawan Ihsanul Fikri

Posting Komentar

0 Komentar