Potret Geneologi Pemikiran IMM


Foto buku Genealogi Kaum Merah karya Makhrus Ahmadi dan Aminuddin Anwar


Judul Buku  : Genealogi Kaum Merah Pemikiran dan Gerakan

Penulis            : Makhrus Ahmadi dan Aminuddin Anwar

Penerbit         : Rangkang Education bekerjasama dengan MIM Indigenous School

Tahun Terbit  : 2014

Halaman         : 278 halaman

 

Usia lebih dari setengah abad bukanlah rentang waktu yang singkat bagi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Terlebih organisasi ini bernaung dalam tubuh salahsatu gerakan Islam di Indonesia—yang juga berumur lebih dari satu abad—yakni Muhammadiyah. Tentu lika-liku yang terjadi dalam organisasi tersebut berkelindan dengan kondisi ‘Induk organisasinya’.

Namun sayangnya, usia setengah abad bagi IMM tidak berbanding lurus dengan tersedianya referensi mengenai perkembangan organisasi dengan gambaran yang cukup luas. Jika boleh menyebut beberapa buku seperti Melacak Sejarah Kelahiran IMM (1997), Mahasiswa dan masa depan politik Indonesia (1993) dan Kelahiran yang dipersoalkan (1990) cenderung mengkhususkan pada pembahasan parsial.

Dalam konteks itulah buku Genealogi Kaum Merah (GKM) ini hadir. Meminjam analisis Genealogi-nya Foucault, asal-usul dan perkembangan pemikiran-gerakan IMM dihadirkan sebagai bahan refleksi. Tujuannya, sebagaimana diakui Penulis dalam bukunya, agar IMM makin menyadari ‘takdir sejarahnya’ sebagai Ortom Muhammadiyah dan bagian dari gerakan mahasiswa.

Buku GKM dibuka dengan melacak sejarah pemikiran dan gerakan Muhammadiyah. Landasan teologis Muhammadiyah, latar belakang sosial hingga perkembangan pemikiran yang ditandai dengan munculnya Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM).

Selanjutnya, penulis mencoba menelaah sejarah IMM meliputi awal kelahiran, perkembangan, prinsip perjuangan dan konstitusi. Menariknya, bab ini juga menjelaskan mengenai perbedaan versi sejarah kelahiran IMM menurut referensi yang ada sebelum buku GKM maupun para pendiri IMM sendiri.

Tidak cukup sampai di situ, penulis melalui penelitian yang melibatkan kader IMM berbagai daerah di Indonesia juga mencoba mendedah pluralitas pemikiran dan gerakan IMM. Kesimpulan sementara yang didapat sungguh mencengangkan: tujuan organisasi seragam, namun pemikiran dan gerakan IMM di satu daerah dengan lainnya ternyata tidak seragam.

Bertolak dari kesimpulan sementara sebagaimana disebut di atas, penulis lantas menawarkan satu solusi yakni Gen Pemikiran IMM. Apa itu? Gen pemikiran bermakna satu titik singgung terpadu antara beragam pemikiran dan gerakan IMM, tanpa menutup lokalitas kedaerahan. Harapannya IMM mempunyai program kerja konkret dan berkelanjutan yang senada di setiap Daerah.

Dilengkapi dengan beragam data dan luasnya literatur yang digunakan, GKM memberikan cara pandang menarik dalam memperbincangkan IMM. Terlebih, jika dikaitkan dengan masih minimnya referensi ‘internal’. Buku ini seolah membenarkan salahsatu diktum filsafat Barat: tak ada materi yang tidak berjejak dalam sejarah.

***

Resensi ini bersumber dan disadur dari sini untuk keperluan kajian Rutin "MAMAH; Malam Ilmiah" Bidang RPK IMM Komisariat Jenderal Soedirman.

Posting Komentar

0 Komentar